Menyambut bulan suci Ramadhan tahun 2024, Bank Indonesia (BI) merilis perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang optimis. Berdasarkan laporan terbaru, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berkisar antara 4,7 hingga 5,5 persen selama bulan puasa. Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Peningkatan Konsumsi Masyarakat:

Bulan Ramadhan identik dengan tradisi mudik dan peningkatan konsumsi masyarakat. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor perdagangan, restoran, dan hotel.

2. Pencairan THR dan Gaji ke-13:

Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi.

3. Aktivitas Keagamaan:

Meningkatnya aktivitas keagamaan selama Ramadhan, seperti shalat tarawih, buka puasa bersama, dan zakat, akan mendorong kegiatan ekonomi di sektor pariwisata religi dan UMKM.

4. Kebijakan Pemerintah:

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di bulan Ramadhan, seperti:

  • Mendorong sektor pariwisata: Pemerintah memberikan diskon tiket pesawat dan hotel untuk menarik wisatawan domestik.
  • Meningkatkan daya beli masyarakat: Pemerintah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat kurang mampu.
  • Menjaga stabilitas harga pangan: Pemerintah melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok.